Waisak

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Jakarta

Senen
12 Mei 2025

KRIS
Beruntung mendapat undangan
Hari Rabu Jam 16.00 di
Si Mian Fo River walk island
PIK
Acara
Puja Waisak
THUDONG 2025
Oleh Bante
Phra Khru Wichai

Saya mengajak Panti Asuhan Vincentius Putra
Di wakili Romo Deddie

Panti Asuhan
Santo Yusup
Sindanglaya
Diwakili
Bruder Trimo

Kedua Panti Asuhan ini akan menerima bantuan dari Umat Budha melalui kegiatan Puja Waisak
DHAMMADESANA
Oleh
YM Bante Phra Khru Wichai

Saya sangat terharu dalam acara umat Budha ini sebagai puncak acara Waisak
Yang memiliki nilai Toleransi sangat tinggi

Mari Saya ajak mengenal
WAISAK:

Sebuah Cahaya Kebijaksanaan dalam Tiga Peristiwa Suci

Hari Waisak, juga dikenal sebagai Vesak atau Visakha Puja, adalah hari suci yang sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Waisak bukan hanya sekadar perayaan, tetapi merupakan momen refleksi spiritual yang mendalam, karena memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama,
Sang Buddha, yaitu:

1. Kelahiran di Taman Lumbini

2. Pencerahan (Bodhi) di bawah pohon Bodhi, Bodhgaya

3. Parinibbana (wafatnya) di Kusinara

Ketiga peristiwa ini konon terjadi pada hari purnama bulan Waisak, dan karena itu, hari ini dijadikan momentum suci untuk mengenang jejak agung Sang Guru.

Riwayat dan Sejarah Waisak

Sejarah peringatan Waisak telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, sejak ajaran Buddha menyebar ke berbagai belahan dunia.

Di Indonesia, Waisak telah menjadi hari libur nasional sejak zaman Presiden Soekarno. Candi Borobudur, sebagai salah satu situs Buddhis terbesar di dunia, menjadi pusat perayaan Waisak di Nusantara.

Umat Buddha dari berbagai tradisi

Theravāda, Mahāyāna, dan Vajrayāna
berkumpul dalam damai untuk mengenang Buddha sebagai pembawa terang di tengah penderitaan dunia.

Makna Spiritual Waisak

Hari Waisak adalah ajakan untuk kembali kepada tiga permata:

Buddha:
Panutan yang telah mencapai pencerahan.

Dhamma:
Ajaran kebenaran sebagai jalan keluar dari penderitaan.

Sangha: Komunitas suci yang menjaga dan menyebarkan ajaran.

Waisak mengingatkan manusia akan ketidakkekalan (anicca), ketiadaan inti diri (anatta), dan penderitaan (dukkha)

sebagai bagian dari kehidupan. Namun di balik itu semua, ada harapan
bahwa pembebasan dari penderitaan adalah mungkin, melalui latihan batin, sila (moralitas), samādhi (konsentrasi), dan paññā (kebijaksanaan).

Liturgi dan Tradisi Waisak

Liturgi Waisak biasanya diawali dengan puja bakti di vihara, melantunkan paritta (doa-doa suci), dan meditasi bersama. Puncak ritual di Indonesia sering ditandai dengan:

Pindapata: Persembahan dana makanan kepada para bhikkhu.

Puja Api dan Puja Air: Simbol pemurnian batin.

Pelepasan lampion: Sebagai lambang harapan, doa, dan pelepasan dari nafsu duniawi.

Hari ini di Candi Borobudur, ribuan umat berjalan kaki dari Vihara Mendut ke Borobudur dalam prosesi suci membawa api Dharma, menandai perjalanan batin menuju pencerahan.

Penutup:

Cahaya Waisak untuk Dunia

Dalam dunia yang penuh kegaduhan dan ketidakpastian, Waisak adalah pelita yang mengingatkan kita akan pentingnya belas kasih, kebijaksanaan, dan kesadaran. Ia bukan hanya perayaan umat Buddha, tetapi warisan universal tentang damai, cinta kasih, dan pembebasan.

Semoga cahaya Waisak menerangi hati semua makhluk, membawa kedamaian yang hakiki.

Selamat hari Waisak

Dari

Adharta

Always be with you

Www.kris.or.id
Www.adharta.com