Surabaya with Love
(Serie ke 2)
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS
Senen
1 Juli 2024
Perjalanan hidup memang cukup rumit
Terutama sebuah keluarga
Ibarat bahtera yang harus mengarungi samudra
Memang benar ada pepatah
Tuhan tidak pernah menjanjikan
Samudra itu tenang
Tidak ada ombak dan badai
Atau angin topan
Jika kita berlayar
Namun Tuhan menjanjikan pelabuhan Tujuan yang indah bersamanya
Malam Senen
Bapak Steve Johanes Ongkosaputra
Dan
Ibu Maya Kurniawati
Merayakan Ulang Tahun ke 50 perkawinan Emas atau the Golden Wedding Anniversary
Pestanya hampir dihadiri 800 orang dan penuh suka cita
Di restoran BIMA Garden Genteng Kali Surabaya dulu nama nya Gita Tamtama
Memang tudak mudah mengarungi bahtera Rumah Tangga sampai 50 tahun
Kalau tidak ada kekuatan luar biasa yang menopang menjaga
Bentuk kasih Sayang dan Cinta damai
Kunci dari keberhasilan sebuah rumah Tangga
Selamat buat Bapak Steve Johanes Ongkosaputra dan Ibu Maya Kurniawati
Malam ini sempat saya memimpin doa daalm cara Katolik
Saya mengutip 3 (tiga) Hal
Yang disampaikan Baapk Suci Fransiskus
Pertama
Tidak ada keluarga yang sempurna
Semua punya celah celah bahkan jurang pemisah tetapi perlu jembatan atau Tali pengikat supaya bisa menjadi sempurna
Kedua
Rumah Tangga
Yang penuh suka cita hidup bersama anak cucu itu wajib memiliki jiwa karunia
Tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial
Mungkin salah satunya adalah membagi kebahagiaan kepada anak cucu atau keluarga atau bahkan sesama yang berkekurangan
Istilah Gusti ora Sare atau Tuhan tidak tidur sangat benar
Pasti Dia menjaga keutuhan Keluarga tersebut
Ketiga
Apapun yang bisa di buat sebuah keluarga itu adalah Doa
Kekuatan Doa terus menerus
Terutama minta Dari Bunda Maria
Yang terlibat langsung dalam kebangkitan sebuah keluarga
Maka Simbol Doa
Adalah Iman Pengharapan dan Kasih
Dan yang terbesar darinya adalah Kasih
Kami datang ke Surabaya dari Kupang di bagi beberapa group
Saya dan 2 adik serta kakak perempuan dalam rombongan ke tiga
Kita naik kapal Watudampo milik Pelni
Naik diatas Dek
Sempat mampir di Bima
Kita sampai di Bima
Tanggal 2 Juli 1967
Sehari setelah hari Bayangkara
Karena Ayah saya kenal baik dengan Kepala Polisi
Maka kami diajak turun dan makan makanan sisa pesta hari bayangkara
Bahkan masih ada kue kue
Yang bisa kami bawa sebagai sangu melanjutkan ke Surabaya
Hidup di Jawa tidak juga mudah
Walaupun kami sudah terlepas dari bahaya kelaparan tapi tetap sangat berat
Apalagi kami keluarga asing di Surabaya
Semua merayap dari bawah
Bayangkan anak anak harus sekolah
Sepatu baju buku semua belum ada
Untung ada bantuan beberapa keluarga jadi masih bisa kami pakai
Saya merasakan bahwa masyarakat Indonesia sangat baik
Saya pergi sekolah dan pulang jalan kaki
Di gang gang yang kami lalui di depan rumah para keluarga sudah menyediakan kendi kendi buat pejalan kaki yang haus dan perlu minum saat kelelahan
Hanya air mata saja yang bisa membalas budi baik orang orang yang berhati mulia
Saya menyelesaikan sekolah Dasar di jalan Kusuma Bangsa THR
SDN Kalianyar 2
Para Guru sangat baik hati bahkan secara diam diam mereka mengumpulkan dana membantu biaya sekolah saya
Suatu hari dua Ibu Guru kerumah saya menyampaikan kalau saya tidak usah melalui kelas 6 SD jadi dari kelas 5 saya loncat ke SMP kelas 1
Namun perlu menambah les
Mata pelajaran SD kelas 6
Setiap hari saya harus mendapat extra pelajaran
Dan dua guru saya memberi les tanpa meminta bayaran
Bapak Tjoek Sugiarto dan Ibu Mangun baskoro
Jasamu tidak pernah aku lupakan walaupun kalian sudah tidak ada di dunia
Saya selesai SMP Negeri IX
Di Putro Agung Kapas Kampung
Sampai sekarang alumni 1974 masih kompak sekali
Saya malu sekali karena satu kelas saya berbeda sendiri
Karena Nama pun masih pakai tiga Nama
Kepala sekolah waktu itu Bapak Poerlani mencari solusi supaya saya bisa mendapat ganti nama
Karena saya tidak punya surat surat sama sekali
Saya sungguh beruntung karena melanjutkan di SMAK Frateran
Dalam kondisi sudah mulai membaik
Saya dapat bantuan bea siswa
Sampai di Gereja
Saya mendapat perlakuan khusus
Dimana Pastor Siswadji CM Almarhum banyak sekali membantu saya
Juga Frater Adolfus Almarhum
Setelah lulus SMAK Frateran saya harus meninggalkan Surabaya
Melanjutkan
Ke Fakultas Teknik Sipil Trisakti
Nah ada teman Freddy Hartanto yang hari ini juga merayakan HUP ke 37
Kami berdua sering belajar bersama berkumpul bersama
Nanti Freddy bisa cerita
Bagaimana sebuah kamar tidur
Ukuran 3 x 3 m2
Bisa diisi 10 orang
9 laki laki ada 1 Orang Wanita
Kami berkumpul selama 5 tahun non stop belajar siang malam
Saya sungguh bersyukur memiliki teman teman yang luar biasa
Ada David, Hari, Freddy, Tommy, Budi, haryanto, Gunawan, Hery, Hery dan Sisca
Saya lulus dengan predikat baik
Waktu itu Rektor Kami Bapak prof Haryosudirdjo
Yang menjadi sahabat baik saya
Bersama Professor Sujono dan Profesor Roeseno
Surabaya meninggalkan kisah yang sangat menarik
Banyak Makanan Kesukaan saya
Ada Lontong mie di Pasar Atom
Lontong Balap di Garuda
Tahu Campur di Kalasan
Soto pak Sadi
Rujak Cingur di Peneleh
Kisah kuliner akan kita bahas nanti
Besok pagi pagi saya mau makan pecel Bu Djojo di Pandegiling
Bersambung…..
Www.kris.or.id