Surabaya with Love
(Serie 1)

Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS

Minggu
30 Juni 2024

Saya terbang dengan Citilink 718 dari Bandara Sukarno Hatta menuju Airport Juanda Surabaya

Pagi subuh dari rumah
Udara segar sekali karena semalaman di guyur hujan deras

Serombongan bersama Istriku Lena
Adhitya dan Selly
Elle dan Rafael
Pandu dan Dea
Opi dan Ola

Kami akan menghadiri upacara peringatan 50 tahun atau Ulang tahun perkawinan Emas kakak saya nomor 6
Bapak Steve Johanes Ongkosaputra dan Ibu Maya Kurniawati di Surabaya

Kami kakak adik sepuluh orang ada lima laki laki dan 5 perempuan
Namun 2 kakak perempuan saya sudah meninggal jadi sisa 8 orang
Tersebar ada yang tinggal di Kupang
Ada yang tinggal di Surabaya Bandung dan adik perempuan paling kecil tinggal di Singapura

Keluarga kami dari keluarga sederhana boleh di bilang pra sejahtera saya harus mengakui bahwa mama atau ibu kami adalah pekerja sangat keras
Ayah atau papa saya pegawai negeri karyawan PT Pelni staf ahli inspektorat di Surabaya

Perjuangan almarhum Mama saya benar benar luar biasa bagaimana seorang ibu dengan 10 anak harus menghidupi dengan penghasilan pas pasan

Kami semua lahir di Kalabahi kota Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur
Saya nomor delapan lahir tahun 1958

Kami pindah ke Kupang sehabis peristiwa PP10 1960
Saya sekolah sampai SD kelas 3
Kakak kakak saya ada yang sekolah di Suradikara Ende dan Ursula
Secara perlahan kami pindah ke Surabaya abibat kelaparan parah antara tahun 1965 dan 1967 di Kupang

Bagaimana merasakan kesulitan makanan
Setiap hari kami makan satu kali satu hari itupun makan bubur encer dan kangkung rebus disiran gula merah karena garam pun sulit di temukan
Kami harus tidur hanya beralas tikar tidak ada lampu listrik pakai petromax hanya sampai jam 21.00 malam selanjutnya dalam kegelapan
Masa kecil kami cukup menderita
Namun Mama kami berjuang
Apa saja yang bisa di jadikan uang untuk makan
Anak perempuan bantu menjahit
Membuat Topi BH dan produk umum juga membantu membuat kue kue
Anak laki laki yang besar membantu banting roti
Anak laki yang kecil bantu jual roti keliling atau jual di sekolah sekolah

Surabaya menjadi kota kenangan
Kami tinggal di rumah ukuran 3 x 10 M2
Di jalan Rangkah Gang VII nomor 26
Di gang kuburan
Saya dan 2 adik sekolah di SDN Kalianyar II
Setiap hari ke sekolah jalan kaki belum bisa bayar uang becak
Ada uang sedikit buat beli makanan karena adik perempuan masih 5 tahun adik laki laki 8 tahun dan saya 9 tahun
Kalau lihat anak cucu saya sekarang sungguh tidak sampai hati

Saya dan adik laki laki
Freddy suka gandol mobil untuk menghindari kelelahan suatu hari saya sudah diatas mobil tapi adik saya ketinggalan sehingga saya harus meloncat kasihan dia tertinggal
Saya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit perut saya ada 7 jahitan
Sampai sekarang masih ada bekasnya

Saya harus bantu mama jual roti pagi antar
Nanti siang ambil kalau ada sisa

Hati sungguh bahagia kalau roti habis
Tapi kalau tidak laku harus bawa pulang kita obral murah
Sedih sekali

Bayangkan saya pernah kehilangan uang jualan roti
Duduk menangis depan Toko
Jalan Ngaglik no 70 Surabaya
Yang punya toko kasihan sama saya lalu di kasih uang ganti
Aku bilang seumur hidup ga bisa lupa

Bersambung……