Cap Go Meh
Oleh : Adharta
Ketua umum
KRIS
Rabu
12 Pebruari 2025
Terang bulan
Menyinari bumi
Cuaca cerah sekali
Bulannya bulat sempurna dan terang sekali
Mari saya ajak kita mengenal tradisi dan cerita Cap Go Meh
Cap Go Meh adalah perayaan yang menandai hari ke-15 dan hari terakhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek
dalam tradisi Tionghoa.
Dalam bahasa Hokkien, “Cap Go” berarti lima belas dan “Meh” berarti malam, sehingga Cap Go Meh berarti “malam ke-15.” Perayaan ini juga sering disebut sebagai Festival Lampion, karena lampion warna-warni biasanya diterbangkan atau dinyalakan pada malam perayaan.
Asal Usul dan Cerita menurut Mama saya tercinta
Pertama
Latar Belakang Budaya
Cap Go Meh diyakini telah dirayakan sejak zaman Dinasti Han (206 SM – 220 M).
Pada masa itu, lampion dinyalakan di istana dan di jalan-jalan untuk merayakan bulan purnama pertama tahun itu.
Tradisi ini merupakan simbol penghormatan kepada dewa langit dan roh leluhur.
Kedua
Kisah
Dewa Tai Yi
Dalam mitologi Tiongkok,
Dewa Tai Yi, penguasa surga, dipercaya mengontrol takdir manusia. Untuk menyenangkan dewa tersebut, masyarakat menyalakan lampion dan mengadakan persembahan agar diberikan keberuntungan.
Ketiga kisah
Legenda Dewi Chang’e
Ada juga kisah yang menghubungkan Cap Go Meh dengan Dewi Bulan,
Chang’e.
Karena bulan purnama dianggap indah dan memiliki energi spiritual, lampion dinyalakan sebagai bentuk doa dan harapan agar diberkahi kebahagiaan dalam keluarga
Keempat
Cerita dan kisah
Tradisi Rakyat
Di Indonesia, Cap Go Meh sering dirayakan dengan berbagai tradisi lokal seperti barongsai, tarian naga, arak-arakan, hingga sajian kuliner khas seperti lontong Cap Go Meh, yang merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia.
Cap Go Meh melambangkan penyatuan keluarga, harapan baru, dan berkah di awal tahun. Festival ini juga menjadi simbol kebersamaan antarbudaya di Indonesia.
Selain kisah Dewa Tai Yi dan Dewi Chang’e, ada beberapa cerita dan legenda lain yang terkait dengan perayaan Cap Go Meh:
Pertama
Legenda Kaisar Han Wu Di dan Penyembahan Dewa Api
Pada zaman Kaisar Han Wu Di dari Dinasti Han, seorang pelayan istana melihat roh Dewa Api muncul dalam mimpi dan mengatakan bahwa istana akan dibakar pada malam ke-15 bulan pertama. Kaisar Wu Di kemudian meminta rakyatnya untuk menggantung lampion di seluruh kota dan menyalakan kembang api agar terlihat seperti kebakaran besar. Akibatnya,
Dewa Api mengira kota sudah terbakar dan membatalkan rencananya. Sejak saat itu, Cap Go Meh dirayakan dengan lampion dan kembang api sebagai bentuk perlindungan dari bahaya.
Kedua
Ada cerita legenda diantara keluarga
Cerita Tiga Putri Kaisar
Di zaman kuno, seorang kaisar memiliki tiga putri yang sangat disayangi. Putri-putrinya ingin menyaksikan perayaan Cap Go Meh bersama rakyat jelata, namun karena larangan istana, mereka tidak dapat keluar. Sang Kaisar akhirnya mengizinkan mereka keluar dengan mengenakan pakaian rakyat biasa dan menyaksikan lampion-lampion berwarna-warni di jalanan. Dari cerita ini, Cap Go Meh juga dianggap sebagai simbol kebebasan dan penyatuan semua lapisan masyarakat.
Ada keeprcayaan Rakyat tentang
Kisah Jenderal dan Rakyat Miskin
Dalam salah satu cerita rakyat, seorang jenderal yang terkenal kejam dan lalim berubah menjadi murah hati karena terkesan oleh perayaan Cap Go Meh yang penuh kebersamaan dan persaudaraan. Melihat kemeriahan lampion dan perayaan yang menyatukan semua orang, ia tersentuh dan akhirnya mendonasikan kekayaan untuk membantu rakyat miskin di desanya.
Keempat mengenai
Legenda Naga di Langit
Dalam beberapa daerah, ada mitos bahwa naga surgawi turun ke bumi untuk membawa hujan dan keberuntungan selama Cap Go Meh. Oleh karena itu, tarian naga dan tarian barongsai dipertunjukkan untuk menyambut kedatangan naga dan memberi penghormatan kepada kekuatan alam yang memberi kehidupan.
Semua cerita ini memperkaya tradisi
Cap Go Meh, menjadikannya lebih dari sekadar perayaan tetapi juga sarat dengan nilai-nilai budaya, spiritual, dan sosial.
Tetapi buat saya
Lontong Cap go meh lebih penting
Karena enak dimakan juga menyatukan keluarga
Sambil bercerita dan menikmati makan enak
Jangan lupa
Diamonds are forever
Jumat 14 Pebruari 2025
Jam 17.00
Angke Heritage PIK 2
Kita bisa lebih bnayak bercerita lagi
Ini salah satu hobby saya
See you there
www.Kris.or.id