Cahaya dari Rawinala
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS
Cornerside
Kelapa Gading
Selasa
10 Juni 2025
Melihat Cahaya dari Kegelapan
Rangkaian peringatan hari Ulang Tahun Adharta yang ke 67 tahun
1 juni 2025
Ditutup dengan peringatan bersama
Yayasan Dwituna Rawinala
Kehidupan memang harus melalui proses seperti cita cita KRIS secara Holistik ingin menggapai semua Manusia agar mencapai nilai kehidupannya yang menuju sempurna
Tapi apa daya kadang harus menghadapi kendala cacat
Apa yang terjadi kalau ada keluarga kita yang mengalami cacat apalagi ganda
Multiple disability
Yayasan Dwituna Rawinala mengambil perasn tersebut
Di bawah perlindungan kepak sayap para malaikat yang bekerja siang malam berjuang menolong para Penderita Cacat Tuna Netra
Pada kesempatan menyampaikan ucapan terima kasih Kepada Yayasan Dwituna Rawinala yang memperingati merayakan HUT saya yang ke 67
Saya mengajak semua hadirin berdiri dan menutup mata selama 10 detik
Lalu buka mata
Saya bertanya Apa yang dilihat saat kita tutup mata
Semua menjawab GELAP
Lalu apa yang di lihat setelah buka mata
Jawabannya TERANG
Benar sekali itu buat anda
Tapi buat seorang tuna netra atau buta berlapis
Maka saat mereka membuka mata
Maka yang dilihat tetap gelap
Saya mengatakan itu lah artinya
Rawinala
Melihat dari kegelapan
Mohon ijin saya perkenalkan Yayasan Dwi Tuna Rawinala
Dwituna Rawinala sebuah Yayasan dengan
Dedikasi Tanpa Batas untuk Mereka yang Terlupakan
Di sudut Jakarta Timur, di sebuah jalan yang tenang bernama Inerbang, berdirilah sebuah tempat penuh harapan yang bernama Rawinala
dalam bahasa Jawa Kuno berarti
“cahaya batin”.
Bukan sekadar nama, Rawinala sungguh menjadi pelita bagi mereka yang hidup dalam dunia gelap dan sunyi
Anak-anak dengan disabilitas ganda dan gangguan penglihatan
(MDVI – Multiple Disability and Visual Impairment).
Didirikan pada tahun 1973 oleh sekelompok kecil orang yang peduli
termasuk kalangan gereja dan pendidik dari Belanda dan Indonesia
Rawinala hadir sebagai pelopor. Di saat negara belum sepenuhnya memberi perhatian bagi anak-anak tunagrahita dan tunanetra majemuk, Rawinala melangkah maju dengan cinta, keyakinan, dan kerja keras.
Di balik pintu-pintu ruang kelasnya, bukan hanya pelajaran yang diajarkan. Di sanalah anak-anak belajar hal yang mungkin tampak sederhana bagi kita
seperti mengenali rasa makanan, menyisir rambut sendiri, memeluk tanpa takut, atau sekadar tersenyum ketika mendengar suara sahabat. Itulah pendidikan sejati di Rawinala:
to live,
to love,
to play,
to work.
Guru-guru di Rawinala bukan sekadar pengajar.
Mereka adalah teman, orang tua, bahkan terkadang malaikat penjaga.
Dalam diam, mereka melatih tangan-tangan kecil mengenali bentuk dengan sentuhan. Dalam sabar, mereka menanti reaksi dari murid yang baru belajar membedakan suara ayah dan suara angin. Di masa pandemi, guru Rawinala bahkan menyambangi rumah-rumah murid untuk memastikan proses belajar tak terputus
meski tanpa fasilitas, tanpa sorotan kamera.
Rawinala bukan tempat yang mencari gemerlap.
Tapi setiap hari di sana, ada cahaya yang menyala
Cahaya yang tak kasatmata, namun sungguh terang.
Karena setiap senyum anak, setiap nada yang mereka mainkan dengan keyboard kecil, setiap langkah pertama yang mereka capai dengan bantuan tongkat dan pelatihan, adalah keajaiban.
Kini,
Rawinala tak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat tinggal dan harapan. Ada Sheltered Workshop untuk melatih mereka bekerja, asrama untuk mereka yang tak punya keluarga, serta program rehabilitasi berbasis komunitas agar setiap orang, di manapun, punya kesempatan untuk mandiri.
Dalam memperingati 67 tahun perjalanan Adharta, kita memilih menyalakan cahaya bersama Rawinala.
Karena dalam usia yang semakin matang, kita sadar
yang paling bernilai bukanlah kemewahan, tetapi makna.
Dan Rawinala memberi kita makna
tentang kasih, tentang ketulusan, dan tentang keberanian mencintai mereka yang kerap dilupakan dunia.
Adharta
We all love you
Kata Louis penyandang Multible Disability yang selesai membawakan sebuah lagu dengan judul
Semua karena Cinta
(Thanks to Louis)
💡 Selamat ulang tahun Adharta ke 67
(Said louis)
Mari terus menyalakan cahaya di sudut-sudut yang gelap
seperti Rawinala telah melakukannya selama lebih dari lima dekade.
I love you Rawinala
Semoga tulisan saya ini menjadi bola salju yang gelinding gelinding merangkul sahabat semua agar semua orang mengenal Rawinala
Saya juga mencoret angka 707
Yang memiliki arti yang sangat dalam (Saat saya bekerja untuk UNHCR)
7 Menolong
0 Orang yang membutuhkan
7 pertolongan
(One refugee is too much)
Menolong Orang yang membutuhkan dengan Pertolongan kita
Salam dalam Cahaya
Adharta
Www.kris.or.id
Www.adharta.com