Oleh : FX Adharta
Ketua Umum
KRIS

3 Desember 2025

API YANG TAK PERNAH PADAM

Saya memakai nama FX atau Fransiskus Xaverius
Sebagai nama Baptis

Seperti orang katolik pada umumnya yang memakai nama Santo Pelindung
Maka sewajarnya tiap tahun memperingati hari bahagianya

Hari ini kita memperingati hari Santo Fransiskus Xaverius

Saya sungguh berbahagia memakai bama pelindung FX paling tidak sepanjang hidup saya selalu berdekatan dalam perlindungannya
Sebagai panutan dan sekaligus mengingatkan saya pada sesuatu perjuangan dalam hidup

Mari kita mengensl Santo Fransiskus Xaverius

Cinta yang bersinar
Pada suatu pagi musim semi, tanggal 7 April 1506, di istana keluarga bangsawan Xavier di Navarra, utara Spanyol, lahirlah seorang anak yang kelak mengguncang dunia dengan kabar keselamatan.

Namanya Francesco de Yassu Javier
yang oleh sejarah kemudian dikenang sebagai Santo Fransiskus Xaverius.

Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga terdidik dan terpandang. Masa mudanya gemerlap, penuh cita-cita duniawi dan ambisi akademis.

Namun di balik itu, hatinya perlahan digugah sebuah panggilan yang lebih besar dari sekadar kejayaan manusia.
Ketika bertemu Ignatius Loyola
pendiri Serikat Jesus (Yesuit)
hidup Fransiskus berubah arah. Kata-kata Ignatius mengguncang nuraninya

“Apa gunanya seseorang memiliki seluruh dunia, tetapi kehilangan jiwanya?”

Dengan tekad yang bulat, ia meninggalkan gelar, kenyamanan, bahkan masa depan bangsawannya. Ia menjadi imam Yesuit dan bersiap menjadi utusan bukan sekadar untuk satu negeri, tetapi untuk dunia.

Pada tanggal 7 April 1541, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-35, Fransiskus Xaverius meninggalkan Eropa.
Bukan menuju kota besar terdekat, tetapi ke tempat yang kala itu dianggap ujung bumi. Beliau tidak tahu apakah ia akan kembali, tetapi ia tahu siapa yang mengutusnya

Kristus.
Gelombang India menghantam kapal-kapal Portugis yang membawanya, namun ia tetap berdiri di geladak, matanya menatap jauh, bibirnya berdoa. Setibanya di Goa, India, ia segera terjun ke tengah rakyat miskin, pelaut, budak, dan anak-anak yang terlantar.
Tanpa takut, beliau berkhotbah dari pelabuhan hingga pasar, dari kampung nelayan hingga istana bangsawan.

Dari India beliau bergerak lebih jauh lagi.
Nama Fransiskus Xaverius mulai bergema di daerah-daerah yang belum pernah mendengar kabar Injil

Jaffna (Sri Lanka), Malaka (Malaysia), Ambon dan Ternate (Indonesia). Ribuan orang mendengar tentang Kristus melalui suara lembutnya yang penuh keyakinan.

Namun misinya tak berhenti. Lautan kembali dipanggilnya, dan ia mendarat di negeri asing yang tertutup budaya dan tata krama ketat Jepang.
Beliau tiba pada tahun 1549 di Kagoshima, Kyushu.
Di sana beliau mempelajari bahasa setempat dengan kesabaran luar biasa, bahkan memakai kimono agar dihormati sebagai ahli filsafat.

Buah dari ketekunannya sungguh menakjubkan: dalam beberapa dekade, 80 daimyo (bupati) serta banyak bangsawan dibaptis. Bahkan Oda Nobunaga, salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Jepang, menjadi simpatisan besar Kekristenan.

Namun sejarah tidak selalu ramah.
Pada tahun 1587, penguasa baru, Toyotomi Hideyoshi, melarang agama Katolik dan mengusir para misionaris.

Gereja-gereja hancur, umat diburu, dan Jepang kembali tertutup.
Misi Fransiskus bagai nyala lilin di tengah badai
rapuh, tetapi tidak padam.
Mimpinya berikutnya adalah Tiongkok, negeri besar yang baginya merupakan medan terakhir. Namun ketika beliau sampai di pulau Sanchian, di depan muara Sungai Chukiang, beliau sakit parah
menjemputnya. Sendirian, dingin, dan jauh dari rekan seiman, ia berbisik lemah

“Ya Tuhan, aku serahkan jiwa dan misiku dalam tangan-Mu.”

Pada tanggal 3 Desember 1552, beliau menghembuskan napas terakhir.

Tetapi warisan rohaninya tidak mati.
Pada tahun 1622, Paus Gregorius XV menyatakannya sebagai orang kudus.

Paus Pius X kemudian menobatkannya sebagai Pelindung Misi Sedunia.
Hari ini 3 Desember kini dirayakan sebagai pestanya
sebuah seruan agar setiap orang beriman membawa terang Kristus ke mana saja kaki melangkah.

Fransiskus Xaverius bukan sekadar seorang misionaris. Ia adalah nyala keberanian, peziarah iman, dan saksi cinta Allah yang melintasi benua, budaya, dan waktu.

Sampai hari ini, kisahnya tetap hidup
menginspirasi semua orang untuk tidak takut bermimpi bagi Kerajaan Allah.

Tuhan berilah kami KasihMu supaya kami semakin drkat dan mengenalMu

Www.adharta.vom

Www.kris.or.id