Pulang Dalam Pelukan Langit
Oleh : Adharta
Ketua Umum
KRIS
Hongkong
Akhir Nopember
Untuk Erawati
Beliau pergi jauh,
bukan karena ingin,
tetapi karena hidup memaksanya berani.
Di negeri asing, Hongkong
Beliau bukan siapa-siapa
hanya nama yang ditulis pada paspor,
hanya tangan yang bekerja dari pagi
hingga malam kembali gelap.
Namun di dadanya,
ada doa ibu
dan wajah anaknya
yang selalu beliau simpan
seperti matahari kecil
agar hatinya tetap hangat.
Lalu malam itu datang
malam yang tidak diundang,
malam yang membawa api,
asap,
dan detik-detik yang terasa abadi.
Semua orang berlari
mencari keselamatan,
namun ia berhenti,
menoleh,
dan kembali memeluk kehidupan
yang bukan darahnya sendiri.
Seorang bayi tiga bulan
Anak majikannya
Dengan napas yang mulai terbakar,
ia menutupi tubuh kecil itu
seperti bumi memeluk benih
agar tetap hidup
meski akar dirinya
harus putus selamanya.
Dan ketika api memakan waktu
dan waktu memakan tubuhnya,
hatinya masih tetap bekerja
melindungi,
mengasihi,
mengorbankan.
Erawati mungkin mati
sebagai pekerja rumah tangga.
Namun beliau kembali pulang
sebagai pahlawan.
Kini tanah air menyambutnya
bukan dengan tepuk tangan,
tetapi dengan air mata
dan doa yang pecah di langit.
Karena cinta,
kadang tak bersuara.
Ia hanya hadir
dalam tindakan diam
yang menyelamatkan hidup orang lain.
Selamat pulang, Erawati
perempuan kuat.
Namamu mungkin kecil di dunia,
tapi besar di hati manusia Indonesia
dan tercatat indah
di buku Tuhan.
Adharta
Www.kris.or.id
Www.adharta.com
